Senin, 05 Agustus 2013

Ketua DAD Pontianak

Ketua DAD Kota Pontianak yang Baru Bilang Akan Tertibkan Hukum Adat yang Tidak Wajar

By
Font size: Decrease font Enlarge font

Pontianak-RK. Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Pontianak menggelar acara ritual pengukuhan secara adat kepada Yohanes Nenes SH, selaku Ketua DAD terpilih, yang menggantikan Britus Erick. Menyusul terpilihnya Nenes, biasa dia disapa, menjabat Ketua DAD Kota Pontianak melalui Musyawarah Dewan Adat (MUSDAT) Dayak ke-IV, beberapa bulan lalu, di Hotel Kapuas Dharma Pontianak.
Sebagai Ketua DAD Kota Pontianak yang baru, Nenes berkomitmen untuk membina hubungan baik antar semua pihak yang selama ini sudah terjalin.

"Kota Pontianak ini menjadi barometer kita. Bagaimana membina hubungan baik dengan lembaga lainnya, tanpa membedakan suku dan agama yang ada," kata Nenes, di Rumah Betang Jalan Letjen Sutoyo, Pontianak, Jumat (2/8).

Lebih lanjut, Nenes mengimbau, mengingat banyaknya kasus hukum adat yang dinilai tidak wajar, kepada seluruh DAD se-Kalbar agar bersifat objektif dalam menjalankan hukum adat yang ada.

"Saya dan rekan-rekan akan menertibkan hukum adat yang tidak wajar, baik yang dikenakan kepada suku lain maupun suku Dayak sendiri. Saya tidak mau ada pengurus adat menghukum seseorang tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam AD/ART DAD," tegasnya.

Selain itu, Nenes memaparkan, ia menekankan pentingnya menjalin hubungan dengan aparat keamanan di kota Pontianak ini. "Tak kalah pentingnya bahwa menjalin hubungan dengan aparat keamanan baik Polsek maupun Polda karena kalau keamanan terjamin otomatis program kerja kita bisa terlaksana," demikian Yohanes Nenes.

Sementara, Ketua Harian DAD Provinsi Kalbar, Yakobus Kumis menilai terpilihnya Nenes sebagai Ketua DAD Kota Pontianak sudah melalui proses yang baik. "Seluruh proses pemilihan Ketua DAD Kota Pontianak yang sudah dilalui berjalan dengan sangat demokratis sesuai dengan AD/ART DAD," kata Yakobus.

Dia menegaskan acara pengukuhan tersebut merupakan serangkaian kegiatan paska terpilihnya Nenes sebagai Ketua DAD kota Pontianak, beberapa bulan lalu. "Hari ini bukan pelantikan, tapi pengukuhan secara adat. Sebenarnya pengukuhan secara adat itu dilaksanakan pada saat dia terpilih, ketika MUSDAD ke IV itu. Jadi pada saat itu harus dikukuhkan secara adat dulu baru menunggu pelantikan," ungkapnya.
Dia berharap agar masyarakat Dayak, pada umumnya, tidak salah tafsir terhadap acara pengukuhan yang terlaksana tidak bersamaan pada saat terpilih saat itu.

"Kepada semua pihak, agar memahami bahwa pengukuhan secara adat ini merupakan suatu rangkaian dengan MUSDAD ke-IV itu tadi," jelas Yakobus.

Berbedanya waktu pengukuhan tersebut, kata Yakobus, mengingat belum siapnya panitia MUSDAD dalam menyediakan alat peraga pengukuhan.

"Karena pada saat itu, panitia belum sempat menyediakan segala peraga adat. Karena peraga untuk mengukuhkan baik itu temenggung maupun ketua dewan adat dayak itu harus lengkap. Namanya Siam Pahar, upacara adat ini wajib dilakukan," ujarnya.

Dia menerangkan, prosesi acara pelantikan nanti akan dilakukan oleh Ketua Umum DAD Provinsi Kalbar, Drs Cornelis MH. "Ini merupakan kewenangan dari panitia pelaksana dan DAD Kota Pontianak selaku Ketua MUSDAD," pungkasnya.

Adapun pengukuhan adat kepada ketua DAD kota Pontianak terpilih Yohanes Nenes dilakukan oleh Temanggung Adat Kota Pontianak, Sanusi Ringo dan dihadiri semua pengurus adat se-Kota Pontianak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar