Senin, 05 Agustus 2013

Bentuk Daerah Pertambangan Kal-Bar

I. GAMBARAN UMUM DAERAH


A. KondisiI Fisik dan Demografi


Kabupaten Landak secara geografis posisinya terdapat di bagian tengah Propinsi Kalbar dengan luas wilayah 9.909,10 Km2 atau 6,75% dari luas keseluruhan propinsi Kalimantan Barat yang terbagi atas 13 Kecamatan, yaitu Ngabang, Sengah Temila, Menyuke, Menjalin, Mandor, Mempawah Hulu, Meranti, Kuala Behe, Air Besar, Sebangki, Menyuke Hulu, Jelimpo dan Sompak.

Terbentuknya Kabupaten Landak berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 55 tahun 1999 tanggal 4 Oktober 1999. Pertimbangan pokok terbentuknya Kabupaten Landak adalah bahwa berhubungan dengan perkembangan dan kemajuan Propinsi Kalimantan Barat pada umumnya dan Kabupaten Pontianak pada khususnya serta adanya aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pembinaan masyarakat guna menjamin perkembangan dan kemajuan pada masa mendatang. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan memperhatikan perkembangan penduduk, luas wilayah, potensi ekonomi, sosial budaya, sosial politik dan meningkatnya beban tugas serta volume kerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kabupaten Pontianak dipandang perlu membentuk Kabupaten Landak sebagai pemekaran dari Kabupaten Pontianak.



a. Batas Administrasi
Batas wilayah Kabupaten Landak terletak pada batas koordinat 0°10’ dan 1°10’ Lintang Utara dan 109°5’ - 110°10’ Bujur Timur. Sedangkan batas wilayah administrasi Kabupaten Landak adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkayang
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pontianak
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Pontianak
- Sebelah Timur dengan Kabupaten Sanggau

b. Jumlah Penduduk dan Kepadatan
Berdasarkan hasil perhitungan BPS, jumlah penduduk kabupaten Landak sebesar 302.956 jiwa selama kurun waktu tahun 1990 - 2000 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,92 % per tahun.

c.Intensitas Curah Hujan
Kabupaten Landak dapat dikategorikan sebagai daerah hujan dengan intensitas tinggi. Secara umum curah hujan rata-rata sebesar 160 mm per bulan. Intensitas curah hujan yang cukup tinggi kemungkinan dipengaruhi oleh daerah yang berhutan tropis.

d.Lapangan Pekerjaan
Pekerjaan yang banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Landak adalah sektor pertanian (82,88%), diikuti oleh sektor perdagangan (5,36%) dan sektor-sektor lainnya seperti industri, konstruksi, angkutan, pertambangan, listrik, telekomunikasi dan lain-lain.

B.Morfologi

Berdasarkan peta topografi skala 1: 250.000 seri AMS, morfologi Kabupaten Landak umumnya merupakan pegunungan bergelombang hingga tinggi, dengan ketinggian bervariasi dengan puncak-puncak pegunungan mencapai diatas 1000 m diatas permukaan air laut, terutama ada dibagian utara. Sedangkan dibagian selatan, terutama disekitar kota Ngabang kearah selatan memperlihatkan morfologi dataran yang setempat berawa-rawa, dengan ketinggian 50 m diatas permukaan air laut


C.Struktur Geologi



Berdasarkan peta Geologi penampakan struktur geologi yang dapat diamati antara lain berupa lipatan berarah barat timur, terutama pada satuan batuan kelompok Bengkayang. Sedangkan pada batuan kelompok batupasir Kayan berkembang struktur gawir yang kemungkinan banyak terdapat air terjun, di bagian sisi barat pada satuan batuan gunung api banyak terdapat kelulusan yang berarah barat laut-tengara. Struktur kelulusan dan patahan berkembang di bagian timur, pada batuan beku berumur kapur, umumnya berarah barat Laut-Tenggara.



D.Litologi dan Kaitannya dengan Bahan Galian Industri

Berdasarkan peta geologi lembar Sanggau, wilayah Kabupaten Landak dapat diamati adanya 2 (dua) jenis batuan, yaitu Sedimen dan bahan gunungapi.

Batuan Sedimen yang terlihat dari umur muda ke tua adalah :
- Endapan Aluvium (Qa) terdiri dari : tumbuhan Lumpur, pasir dan sisa
- Batupasir Landak ( Tola ) terdiri dari: Batupasir kuarsa dan Litik, beberapa
konglomerat dan batu Lumpur merah kecoklatan, setempat karbonan.
- Batupasir Kayan ( TKk ) terdiri dari : Batupasir kuarsa dan kuarsa feldspar,
setempat kerakalan, sisipan batu lanau dan konglomerat, sedikit Batubara.
- Formasi Pendawan ( Kp ) terdiri dari : Batupasir, Batu Lanau, Batu
Lumpur, Serpih, Serpih Sabakan dan biasanya gampingan, Batupsir Kuarsa –
feldspar.



Sedangkan batuan gunungapi berturut-turut dari muda ke tua adalah :
- Batuan Gunungapi Niat ( Tpn ) terdiri dari : Andesit, Dasit dan Basal.
Sedikit konglomerat dan piroklastik.
- Batuan terobosan sintang (Toms) terdiri dari : Granodiorit, diorite kuarsa, andesit
piroksen dan dasit.
- Granodiorit Mensibau ( Klm ) terdiri dari : Granodiorit, Granodiorit
Hornblende Diorit Kuarsa, Granit dan Monzoit.
- Batuan Gunungapi Raya ( Tpn ) terdiri dari : Andesit, Dasit dan Basal.
sedikit konglomerat dan piroklastik.

II. POTENSI PENGEMBANGAN ALAM DAN SUMBER DAYA ALAM

WILAYAH FISIOGRAFIS

Kabupaten Landak termasuk dalam wilayah dataran rendah pegunungan Barat. Bagian Utara berbukit-bukit, ke Selatan merupakan daerah lembab atau dataran yang memudahkan melakukan sosial ekonomi.
Berdasarkan penyelidikan terdahulu di Kabupaten Landak mempunyai potensi bahan galian yang cukup banyak dan potensial dapat kita uraikan golongannya sebagai berikut :

STRUKTUR GEOLOGI DAN BATUAN
- Struktur geologi Kabupaten Landak termasuk dalam Zona C yaitu Daerah Kontinen Dataran Sunda. Kondisi Zona C di Kalimantan Barat kurang stabil, karena tidak mengalami Diastrofisma Tersier

- Sebagian besar Wilayah Kabupaten Landak mempunyai Batuan Instrusif dan Plutonik yang bersipat asam sampai basa.

- Batuan Kapur yang tersingkap pada bagian Timur Kabupaten terdiri dari suatu kompleks fragmen – fragmen dan irisan – irisan Kuarsit , mafik, ultramatik batu kapur dan batu pasir.

- Percampuran batuan – batuan ini terjadi akibat Perisai Sunda yang menahan bagian Samudera yang lebih padat dan lebih berat dari pada Kerak Bumi sewaktu bergerak ke arah Barat daya dan menekan bagian ini ke bawah.

- Pada Pegunungan Niut terbentuk atas berbagai struktur batuan, yaitu Plistosen – plistosen, Kapur dan Intrusif dan Plutonik Basa.

JENIS TANAH
- Jenis tanah Kabupaten Landak : Potsolik merah kuning ( Batuan Endapan ), Potsolik merah kuning ( Batuan Beku dan Endapan ), Potsolik merah kuning ( Batuan Beku ), Potsol ( Batuan Endapan ), Lotosol dan Organosol dan Glei Humus ( Bahan Aluvial )

- Jenis Tanah Podsolik merah kuning yang terbentuk dari bahan induk endapan, terdapat di Kecamatan Sengah Temila, Mempawah Hulu, Ngabang, Menyuke, Air Besar dan Kuala Behe, keadaan alami kesuburan tanah hanya terbatas pada lapisan berbahan Organik, tetapi i bila digunakan kurang seksama kesuburannya akan cepat menurun.

- Tanah Podsolik merah kuning terbentuk dari bahan induk Batuan Beku, banyak dijumpai di Kecamatan Mempawah Hulu, Mandor, Menjalin dan Ngabang.

- Podsolik merah kuning dari Batuan Beku dan Endapan banyak terdapat di daerah berbukit dan pegunungan lipatan seperti di pegunungan Niut, Kecamatan Meranti dan Ngabang.

- Jenis Tanah Podsol yang sebagian besar terdapat di Kecamatan Mandor dan Menjalin. Tanah jenis ini merupakan tanah bermineral yang mempunyai perkembangan profil dengan tekstur pasir kuarsa, sangat masam dan sangat kurus dimana kemampuan pertukaran Kation sangat rendah.

- Jenis Tanah Latosol terdapat bagian utara Kecamatan Menyuke yang terbentuk dari Fisiografi Vulkan yang berasal dari bahan induk batuan beku, warna tanahnya coklat kehitaman, terdrainase baik dan umumnya berstruktur halus dilapisan atas dan sedang dilapisan bawah.

- Jenis Tanah Organosol dan Glei Humus terdapat dikecamatan Mandor, Menjalin, dan sebagian Sengah Temila dan Sebangki. Jenis tanah ini mempunyai karakteristik yang tersusun dari bahan Organik atau campuran bahan mineral dan bahan ketebalan minimum 50 Cm dan mengandung paling sedikit 30 % dari bahan organik ( bila liat ) atau 20 % bila berpasir, kepadatan tanahnya kurang dari 0,6 dan selalu jenuh air, mudah mengerut dan tak balik, bila kering peka erosi dan mudah terbakar.


BEBERAPA BAHAN TAMBANG / GALIAN

1. Bahan galian golongan A yang terdiri dari :
Timah Hitam, informasi yang diperoleh umumnya masih sebagai indikasi, merupakan Mineral Galena ( pbs ) pengisi urat pada batuan sabak lampungan, terdapat bersama Emas dan Tembaga di wilayah Kecamatan Mandor.

2. Bahan galian golongan B yang terdiri dari :

a. Tembaga berbentuk Mineral Kolkopirit, Kakosi, Azurit dan Native ( Cu ) terdapat di Kecamatan Mandor ( penyelidikan Everwijn, 1960 )
b. Emas terdapat di Kecamatan Mandor, Ngabang, Air Besar, Menjalin dan Mempawah Hulu, umumnya masih dalam bentuk pertambangan rakyat.
c. Air Raksa, ditemukan sebagai Mineral Sinabar ( Hgs ) terdapat di Kecamatan Menyuke dan Air Besar.
d. Intan, terdapat dalam graval alivial terbeku ( Qat ) bersama emas di Kecamatan Air Besar, Kuala Behe dan Ngabang.
e. Bismut, penemuannya baru berupa indikasi pada urat – urat yang berasosiasi dengan Emas dan Perak terdapat di Kecamatan Menyuke dan Ngabang.
f. Biji Antimoni, masih dalam bentu subnit Sb 203 terdapat di Kecamatan Menyuke ( Everwijn, 1960 ).
g. Molibdonit, terdapat di Kecamatan Ngabang dan Mandor, dalam bentuk pengisian diantara urat – urat kuarsa dan berasosiasi dengan Kalkopirit.
h. Gambut terdapat di Kecamatan Sengah Temila.

3. Bahan Galian Golongan C yang terdiri dari ;

a. Pasir Kuarsa, terdapat di Kecamatan Mandor dan Sengah Temila
b. Koalin, terdapat di Kecamatan Mandor.
c. Granit, sebarannya terdapat di Kecamatan Ngabang dan Sengah Temila.
d. Andesitis, terdapat di Kecamatan Ngabang dan Sengah Temila.
e. Pasir ( putih dan kuning ) terdapat di Kecamatan Mandor, Sengah Temila, Menyuke, Ngabang, Air Besar dan Kuala Behe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar